Paritas dan Kecenderungan Terjadinya Komplikasi Ketepatan Posisi IUD Post Plasenta
Abstract
Latar Belakang: Berdasarkan Hasil Proyeksi Penduduk Indonesia 2010–2035, jumlah penduduk Indonesia meningkat dari 238,5 juta jiwa tahun 2010 menjadi 265 juta jiwa tahun 2018. Manfaat kumulatif berkontribusi terhadap pengurangan kemiskinan dan berdampak positif pada pembangunan. Pengaturan dan pengendalian jumlah kelahiran masuk program dan gerakan KB. IUD merupakan alat kontrasepsi non hormonal, termasuk alat kontrasepsi jangka panjang ideal. Metode IUD Post Placenta lebih efektif karena dilakukan setelah plasenta lahir, mengurangi angka kesakitan Ibu. Namun disisi lain masih ada beberapa keterbatasan yang memerlukan studi lebih lanjut. Paritas adalah keadaan melahirkan anak baik hidup ataupun mati, tetapi bukan aborsi, tanpa melihat jumlah anaknya. Dengan demikian, kelahiran kembar hanya dihitung sebagai satu kali paritas (Stedman, 2003). Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang perempuan (BKKBN, 2010). Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh paritas dan kejadian komplikasi yaitu ketepatan posisi IUD di RSUD Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Metode: Analitik dengan pendekatan cohort, total sampling, jumlah 50 responden. Instrumen dengan USG. setelah pemasangan, diperiksa kembali pada 6 minggu postpartum. Hasil: Analisis dengan smartPLS diperoleh bahwa paritas (0.001) berpengaruh terhadap ketepatan posisi IUD post plasenta. Kesimpulan: Perlu adanya pengawasan lebih cermat untuk pemasangan IUD post plasenta terutama pada pemasangan setelah persalinan normal dikarenakan angka kegagalan yang lebih tinggi. Kata Kunci: IUD post plasenta, Paritas, Ketepatan posisi IUD, Komplikasi
Published
2019-09-15
Section
Artikel